Samarinda, Sekala.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Samarinda terus digulirkan. Sejak diluncurkan, program ini membawa manfaat bagi siswa, terutama dalam pemenuhan gizi harian. Namun, di balik keberhasilannya, dampak lain mulai dirasakan—pedagang kantin sekolah merugi.
Sejumlah pedagang mengeluhkan turunnya omzet hingga 50 persen. Penyebabnya, siswa kini lebih memilih makanan yang disediakan gratis melalui MBG dibanding membeli di kantin.
Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyebut tantangan dalam program baru adalah hal yang wajar. Ia menegaskan, pemerintah akan mencari solusi agar MBG tetap berjalan tanpa mengorbankan pedagang kantin.
“Setiap kebijakan pasti ada dampak. Yang perlu kita lakukan adalah menyeimbangkan manfaat dan efek sampingnya,” ujar Andi Harun.
Menurutnya, keberadaan MBG sangat membantu siswa dalam memperoleh asupan makanan sehat. Namun, di sisi lain, pemerintah juga menyadari peran pedagang kantin dalam perekonomian sekolah dan sektor UMKM.
Pemkot kini tengah mengkaji beberapa opsi, salah satunya melibatkan pedagang kantin dalam skema MBG. Langkah ini diharapkan bisa menjadi solusi agar para pelaku usaha kecil tetap mendapat penghasilan tanpa menghambat jalannya program.
“Kami akan merumuskan solusi terbaik agar semua pihak bisa berjalan beriringan,” tutupnya. (Jor/El/Sekala)