SENDAWAR, Mahakampost.com– Usulan pemekaran wilayah Daerah Otonom Baru (DOB) Benua Raya menuai reaksi dari berbagai pihak. Reaksi penolakan pemekaran Kutai Barat (Kubar) datang dari salah satu kampung di Kecamatan Muara Pahu, yakni Muara Beloan.
Gelombang penolakan bergabung ke DOB Benua Raya dibahas dalam rapat warga dan Pemerintah Kampung Muara Beloan di Alun-alun Etam RT 2 Kampung Muara Beloan, Minggu malam (09/02/2025). Kampung Muara Beloan tetap bersikukuh bergabung dengan Kubar dan menolak bergabung ke Benua Raya.
Sebagai bentuk penolakan warga, mereka sepakat membuat surat ditujukan kepada Bupati Kubar, Ketua DPRD Kubar, dan Tim DOB Benua Raya. Tembusan Kemendagri, Gubernur Kaltim dan DPRD Kaltim.
Kendati demikian, warga Muara Beloan tetap menghormati berdirinya DOB Benua Raya. Secara umum mendukung. Tapi secara ke wilayahannya tetap menolak bergabung.
“Memang warga tetap mau bergabung ke Kubar karena lebih jauh kalau bergabung ke DOB Benua Raya,” kata Kepala Kampung Muara Beloan Rudy Suhartono.
Menurut Rudy, alasan pemekaran bertujuan mendekatkan pelayanan. Kemudian, secara geografis bahwa Muara Beloan satu hamparan dengan wilayah Kubar yang terpisah dari Daerah Aliran Sungai Kedang Pahu, anak Sungai Mahakam.
Selain itu, jarak tempuh jalur darat dari Muara Pahu ke Kampung Muara Tae, Kecamatan Jembatan sekira 73,6 kilometer. Jarak ini ditambah lagi harus menyusuri jalan trans Kalimantan ke rencana Ibu Kota Benua Raya.
Sementara dari Muara Beloan ke Sendawar hanya berjarak 38,8 kilometer. Selain itu, kondisi akses jalan sudah terkoneksi tinggal peningkatan dan semenisasi jalan.
“Sudah banyak juga warga Muara Beloan berdomisili di Melak termasuk putri dan putri yang menempuh jenjang pendidikan lanjutan seperti SMP, SMA/SMK di Melak,” katanya.
Alasan lain, tambah Rudy, sesuai janji politik Bupati Kubar terpilih Frederick Edwin dan Nanang Adriani (FENA), akan lebih banyak membangun perkampungan. Salah satunya, Kampung Muara Beloan salah satu dari empat kampung wilayah Muara Pahu yang mendukung penuh FENA.
“Jadi warga Muara Beloan tinggal menunggu waktu pembangunan akan lebih besar dari FENA. Berbeda jika harus bergabung ke Benua Raya akan belum mengetahui perkembangan pembangunannya,” terangnya.
Jika Kecamatan Muara Pahu tetap bergabung dengan DOB Benua Raya. Maka Kampung Muara Beloan tidak lagi menjadi bagian Muara Pahu. Maka, akan diusulkan wilayah kepemerintahan bergabung dengan Kecamatan Melak. Atau usulan lain Muara Beloan menjadi ibu kota kecamatan baru yang tergabung dengan kampung terdekat.
Menanggapi penolakan tersebut, Camat Muara Pahu Maulidin Said mengaku, sudah menerima berkas perihal penolakan Muara Beloan bergabung ke DOB Benua Raya dan tetap menjadi bagian wilayah pemerintahan Kubar.(*)